Hasan al-Basri dilahirkan di Kota Madinah, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin al-Khattab pada tahun 21 Hijrah (642 Masihi). Hasan al-Basri juga pernah berguru kepada beberapa orang sahabat Rasulullah S.A.W. sehingga beliau muncul sebagai Ulama terkemuka dalam peradaban Islam. Hasan al-Basri telah meninggal dunia di Basrah, Iraq, pada hari jumaat 5 Rejab 110 Hijrah (728 Masihi), pada umur 89 tahun. Beliau pernah hidup di zaman pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Keilmuan dan ketokohan Imam Hasan al-Basri amat luar biasa dan tidak perlu disangkal lagi. Al-Imam Abu Salamah at-Tabuzaki mengatakan “aku menghafal daripada Imam Hasan al-Basri lapan ribu permasalahan Fiqh dan Hadith”. Saidina Anas ibn Malik pernah mengatakan “kalian tanyalah pada Imam Hasan al-Basri kerana beliau itu kuat ingatan sedangkan kami lupa”.
Manakala menurut Imam Muhammad ibn Saad di dalam kitabnya menyebut “Imam Hasan al-Basri orang yang mengumpulkan semua ilmu, sangat alim, sangat mendalam ilmu agamanya, boleh dipercayai, boleh menjadi hujah, orang yang kuat beramal, orang yang kuat ibadah dan lidahnya fasih”.
Manakala Abi Jaafar al-Baqir mengatakan “apabila menyebut tentang Imam Hasan al-Basri, katanya : itulah orang yang sekiranya dia berbicara, perkataannya seperti perkataan para Nabi”. Imam Ali ibn Zaid pernah berkata “saya mendengar daripada Said ibn Musayyib, "aku tidak pernah melihat orang seperti Imam Hasan al-Basri dan dia seperti para sahabat".
Berikut merupakan 40 Nasihat Hasan al-Basri
1. Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan tanpa panduan. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya akan membuat banyak kerosakan dibanding mendatangkan kebaikan.
2. Sifat terbaik yang mampu dimiliki orang beriman adalah memaafkan.
3. Wahai manusia, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Sehari darimu pergi, satu bagian dari dirimu pun mengiringi.
4. Barangsiapa tidak memiliki adab, maka ia tidak berilmu. Barangsiapa yang tidak memiliki kesabaran berarti ia tidak memiliki agama. Dan barangsiapa tidak memiliki ketakwaan, berarti ia tidak mempunyai kedudukan di sisi Allah.
5. Al-Quran telah mengungkap penyakit kita dan menunjukkan ubatnya. Penyakit kita ialah dosa, dan istighfarlah ubatnya.
6. Telah sampai kepadaku bahwa ketika Allah memberi nikmat kepada seseorang dan memberi mereka sesuatu yang baik, Dia meminta mereka untuk bersyukur. Jika mereka bersyukur, Dia mampu memberi yang lebih banyak kepada mereka. Tetapi jika mereka tidak bersyukur, Dia mampu untuk mengubah nikmat-Nya menjadi azab.
7. Jangan hanya duduk diam, karena sesungguhnya maut sedang mencarimu.
8. Juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu beruntung di keduanya. Dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan rugi di keduanya.
9. Barangsiapa yang berusaha menyaingi agamamu, maka bertandinglah dan kalahkan dia. Dan barangsiapa yang berusaha menyaingi duniamu, maka biarkanlah dia dengan dunia.
10. Seorang laki-laki bertanya pada Hasan al-Basri, Tidakkah salah seorang di antara kita merasa malu terhadap Tuhannya? dia berbuat dosa lalu dia mohon ampun, lalu dia berbuat dosa lagi kemudian dia mohon ampun lagi, dan begitu seterusnya?. Al-Hasan berkata kepada lelaki itu, Syaitan ingin agar seorang di antara kalian berbuat seperti itu. Karena itu, jangan pernah meninggalkan istighfar untuk selama-lamanya.
11. Jangan membenci musibah yang menimpamu. Karena apa yang kamu benci boleh jadi menjadi penyebab solusi bagimu dan apa yang kamu sukai boleh jadi menjadi penyebab kehancuranmu.
12. Sesungguhnya seorang hamba sentiasa akan berada dalam kebaikan selama ia masih memiliki “penasihat” dari dalam hatinya dan bermuhasabah menjadi salah satu agenda yang paling ia tekuni.
13. Dunia itu hanya tiga hari saja: 1) hari semalam, sudah pergi dengan segala isinya (tidak boleh kembali). 2) hari esok, yang mungkin saja engkau tidak lagi ada (lantaran ajal menjemputmu). 3) hari ini, itulah yang menjadi milikmu, maka isilah dengan amalan.
14. Tidaklah gambaran kehidupan dunia seluruhnya dari awal sampai akhirnya kecuali seperti seorang yang tidur, dia melihat dalam tidurnya apa yang dia senangi kemudian dia tersedar bangun.
15. Di antara tanda-tanda Allah berpaling daripada seseorang ialah Allah menjadikan kesibukannya pada perkara-perkara yang tidak bermanfaat bagi dirinya.
16. Seseorang tidak akan mendapatkan ketaqwaan sampai dia melakukan muhasabah kepada dirinya lebih kuat, dibanding seorang teman yang bermuhasabah terhadap temannya.
17. Seorang mukmin itu melakukan ketaatan namun dia khawatir. Adapun orang fajir(pendusta) melakukan kemaksiatan dan dia merasa aman.
18. Barangsiapa mencela dirinya sendiri di hadapan banyak orang, sesungguhnya dia telah memuji dirinya. Dan hal itu adalah salah satu tanda riya’.
19. Perbaiki yang tersisa bagimu, maka Allah akan mengampuni atas apa yang telah lalu.
20. Orang sombong itu seperti orang yang berada di atas gunung. Dia melihat orang lain kecil, demikian juga orang lain melihatnya kecil.
21. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian melihat al-quran sebagai surat cinta dari Rabbnya; direnungi malam hari, diamalkan siang harinya.
22. Pilihlah lelaki yang baik agamanya. Jika marah tidak menghina, dan jika cinta akan memuliakan.
23. Sesungguhnya jika Allah langsung menghukum semua makhluk yang berdosa dengan memutus rezekinya, niscaya semua manusia di bumi ini sudah habis binasa.
24. Siapa yang tidak menjaga lisannya, maka ia tidak mampu memahami agamanya.
25. Engkau mengejar dunia dan segala kenikmatannya. Padahal dunia adalah hukuman bagi Nabi Adam.
26. Seandainya perkataan setiap orang itu jujur dan amalannya baik, ia boleh saja menjadi orang yang merugi. Orang-orang berkata, “Bagaimana boleh merugi?” Hasan al-Basri menjawab, "Ia merugi ketika ia kagum dengan dirinya sendiri".
27. Seorang hamba akan berada dalam kebaikan selama dia mampu menasehati dirinya sendiri dan selalu menghisab dirinya sendiri.
28. Seandainya bukan karena ulama, maka manusia akan menjalani kehidupan seperti binatang.
29. Aku membaca ada 90 ayat dalam alquran yang mengajarkan bahwa Allah yang menakdirkan rezeki, dan Dia yang menanggung rezeki semua makhluk-Nya. Sementara aku membaca satu ayat mengatakan, Syaitan menjanjikan kefakiran untuk kalian. Akan tetapi, mengapa kita masih ragu dengan firman Allah yang Maha Benar di 90 ayat, dan kita membenarkan ucapan syaitan sang pendusta yang hanya ada di satu ayat?
30. Jauhi olehmu “nanti”. Karena kamu sedang berada di hari ini, bukan di hari esok. Bila hari esok tidak menjelang, kamu tidak akan menyesal. Dan bila masih menjelang, kamu lebih mampu untuk berbuat seperti hari ini.
31. Tetaplah berbuat baik pada orang yang berbuat jelek padamu. Jika tidak mampu, maka jangan sampai engkau berbuat jelek pada orang yang berbuat baik padamu.
32. Ketahuilah bahwa kamu tidak mampu mencintai Allah sampai kamu mencintai menaati-Nya.
33. Dunia adalah sebuah kenderaan untukmu. Jika kamu mengendarainya, ia akan mengantarkanmu ke tempat tujuan. Namun jika dunia itu yang mengendaraimu, maka kamu akan jatuh dalam kehancuran.
34. Menuntut ilmu di waktu muda seperti melukis di atas batu.
35. Kesabaran adalah harta yang baik; Allah tidak memberikannya kecuali kepada orang yang dikasihiNya.
36. Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti mencermati keinginan hatinya. Apabila niatnya untuk Allah maka dia akan teruskan, namun apabila untuk selain-Nya maka dia akan tunda sampai niatnya benar.
37. Lakukanlah kebaikan sekecil apapun. Karena kau tak pernah tahu kebaikan apa yang akan membawamu ke surga.
38. Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling soleh di antara kalian. Andainya seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya sempurna niscaya tidak akan ada pemberi nasehat.
39. Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain, maka hatiku tenang.
40. Apa yang berharga bagi agamamu jika solatmu saja tidak berharga bagimu? padahal pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepadamu pada hari kiamat adalah tentang solat.
Al-fatihah buat Hassan Al-Basri
Refference : Ikimfm & Merdeka,com
Comments
Post a Comment